My photo
Currently seeking therapy through literature. Wrote a novel once, Eccedentesiast (2013), and will proceed on writing casually. Don't take these writings seriously, don't let it question yourself.

Sunday, November 20, 2016

Tanpa Pamit

Untukku waktu berhenti saat kamu pergi tanpa pamit.
Semudah itu kamu memalingkan jiwa,
dari yang tadinya kamu anggap pelengkap.
Kadang aku pikir kamu letak onarnya,
hanya jariku yang mencarimu untuk menunjuk,
memaki dalam bisikan rindu.

‘Munafik!’ Kataku, apa bila aku berhenti menunggu.
Bahkan darahku tahu untuk siapa dia mengalir,
Kalau bukan kamu?
Tapi ketika kamu pergi tanpa pamit di hari itu,
Seluruh waktu yang terbuang, memutuskan kembali dan
menyambit keberadaanku.

Jariku akhirnya memalingkan tunjukkannya,
menyentuh rintihan malam yang
dengan sendiri menyalahkan siapa lagi kalau bukan
diri ini. Bukan lagi kamu,
atau waktu. Tapi aku.

Sekarang dalam sepuluh hari aku dalam sebuah misi,
memaafkan manusia yang hidup di dalamku,
atas kesalahannya membiarkanmu pergi,
tanpa sua, tanpa pamit.
Menerima bahwa nyatanya onar bukan di yang pergi,

tapi dari yang ditinggal sendiri dengan jari ini.

No comments: