My photo
Currently seeking therapy through literature. Wrote a novel once, Eccedentesiast (2013), and will proceed on writing casually. Don't take these writings seriously, don't let it question yourself.

Friday, June 17, 2016

Surat Kesaksian

Halo,

perkenalkan saya Saksi Bisu. Saya tidak kenal kamu, tapi kamu mungkin kenal saya dari dinding-dinding yang berbisik dingin. Saya mau minta maaf atas kesalahan yang telah saya nistakan dari hati dan keputusan saya yang salah. Muda, saya tidak tahu bahwa yang saya lakukan dapat merusak hati kamu, hingga saya sadar lalu saya hentikan. Namun Mbak Gadis, mbak harus paham bahwa dia tidak akan berhenti mengintipi rok wanita lain selain saya. Mbak, saya tahu banyak hal yang mbak tidak atau mungkin tolak untuk tahu. Tadi saya baca Mbak Gadis punya kata-kata, hingga saya iba, kenapa ada jiwa yang begitu jahat untuk melukai hati Mbak Gadis. Yang selama ini, setahu saya si Saksi Bisu, mengabdikan segalanya untuk dia. Mbak Gadis, pesan saya adalah sudahi saja dan berhentilah menunggu. Mbak Gadis patut mendapat kasih dari individu yang tidak suka celup-celup teh ke banyak cangkir. Mbak Gadis patut mendapat kasih dari individu yang mau menatap matamu dan berkata tiada dusta, mengabdikan hidupnya kepada Tuhan dan bukan nikmat fana. Saya mungkin pernah ikut serta dalam kesalahan buta, namun saya diberi pengelihatan hingga saya putuskan untuk keluar dari lingkaran setan. Mbak Gadis, saya doakan kamu agar cepat sadar bahwa kamu sudah lelah dan tidak kuat. Pergilah, biarkan bau belerang itu pergi hingga yang datang kepadamu adalah indah.

Salam,

Saksi Bisu.

No comments: