My photo
Currently seeking therapy through literature. Wrote a novel once, Eccedentesiast (2013), and will proceed on writing casually. Don't take these writings seriously, don't let it question yourself.

Thursday, October 3, 2013

Jangan Sembunyi-Sembunyi!

Hey,

Apakabar kamu? Kamu yang sudah jauh dari jangkauan. Yang sepertinya sudah tidak ada tapi sebenarnya masih suka sembunyi-sembunyi datang. Kenapa harus sembunyi sih? Tidak kah kamu tahu aku disini merindukanmu, seperti Surya merindukan langit biru dan Dara merindukan peri malam? Aku harap kamu juga merindukanku, tapi... aku akan selalu merindukanmu lebih dari kamu merindukan aku! Haha.

Aku harap kamu baik-baik saja di pelukannya. Mau atau tidak, aku harus mau dan rela melepaskanmu ke pelukan zat lain yang beredar dimana-mana. Aku senang, saat aku mengetahui ternyata kamu bahagia di sana. Aku harap kita bisa bertemu lagi kelak nanti! Aku ingin pelukanmu lagi, yang hangat dan tak terganti. Yang benar-benar dimana saat tubuh kita bertemu, hati kita juga menjadi satu. Nafasmu yang menghembus perlahan melewati rambutku, jemarimu yang menggenggam erat punggungku, yang seakan tidak ingin melepaskanku namun harus? Ya, aku merindukan semua itu. 

Aku juga merindukan kicauanmu! Seperti burung-burung di pagi buta, menyambut hari baru dengan nyanyiannya yang merdu. "Sudah makan?", "makan apa?", "sama siapa?", "kamu dimana?", mereka masih hidup di telingaku, seakan kamu masih saja membisikkan kata tanya itu kepadaku setiap harinya. 

Aku merindukan kacamatamu! Matamu yang sedikit menjadi sipit jika kamu menggunakannya. Dan kamu pernah berkata, bahwa kamu tidak pernah suka menggunakannya. Kenapa sih? Rupamu masih selalu rupawan. Dengan atau tidak adanya kacamata itu. Lagi pula, kacamata itu juga membantumu untuk melihatku dengan tatapan yang lebih jernih bukan? Haha.

Hey,

Masih banyak yang aku rindukan tentangmu. Sudah 16 tahun kita bersama, dan dalam seketika aku harus menerima dan mengikhlaskan kebahagiaanmu dengan Dia,

Mama.

No comments: