Kita terlahir dari alam. Seluruhnya kita, mengerti bahasa alam yang pudar setelah kita beranjak dewasa yang lalu berubah menjadi sebatas firasat saja.
Selama beberapa hari firasat ini yang entah "rasa rindukah ataukah tanda bahaya" menyertai setiap waktunya. Selama itu aku mengelak dan berasumsi seakan semuanya baik saja dan memang
akan baik saja.
Dan pada hari ini aku seharusnya mendengarkan apa yang sudah dibisiki. Malam yang berturut-turut kelam, angin yang bertubi jahat dan perasaan gundah yang terus menghantui, sudah seharusnya menjadi tanda yang jelas. Namun apapun yang aku lakukan bilamana memang ini jalannya yang telah ditentukan alam, aku hanya bisa berdamai dengan situasi.
Tapi yang harus kamu tahu, bahwa aku benar sayang. Karena hanya kepada mereka yang aku sayanglah aku menulis. Dan kamu cukup tahu aku menulis tentang kita bukan? Ini tulus.
Seharusnya kamu tahu.
No comments:
Post a Comment