My photo
Currently seeking therapy through literature. Wrote a novel once, Eccedentesiast (2013), and will proceed on writing casually. Don't take these writings seriously, don't let it question yourself.

Wednesday, July 17, 2013

Surat Cinta Untuk Dara

Bahkan sebelum kamu pergi, aku sudah merindukanmu.

Ini bukan surat cinta biasa yang diisi dengan kata-kata bermakna yang kosong. Ini surat cinta sejati, surat cinta yang seumur hidup, surat cinta untuk sahabat. 

Pada hari dimana aku sadar bahwa aku tidak akan bertemu kamu lagi, seluruh kenangan kita tiba-tiba membanjiri. Maafkan temanmu yang cengeng ini Dara. 

Aku belum sepenuhnya menemukan kebahagiaan yang dijanjikan para tetua mengenai SMA. Tahun pertama aku menemukan kebahagiaan sementara dalam sebuah angan cinta para remaja. Setelah kehilangannya di tahun kedua, aku bahkan sudah tidak tahu apa lagi tujuanku pergi ke tempat ini selama delapan jam berturut setiap harinya. 

Sampai suatu hari aku menemukan kita. 

Dibawah sinar terang matahari yang tepat diatas ubun, kita berlima berleyeh di tengah lantai lapangan. Ingat saat ini Dara? Saat dimana aku belum menghargai waktu tersisa yang aku miliki. Saat dimana aku anggap semuanya akan selamanya. Setidaknya kita akan selalu disini bersama, dalam suka dan duka seperti yang kita telah lakukan dalam kurun waktu satu tahun ini dan aku harap tahun kedepan. Kita mengistirahatkan punggung kita berlima diantara debu dan aspal, mencoba menatap langit dan membentuk sebuah bintang dengan tangan-tangan kita yang kita junjung tinggi dalam canda tawa. 

Ingat saat kita berdua sama-sama lelah Dara? Saat terlalu banyak beban pikiran dan masalah untukmu dan untukku sehingga terjadi peperangan yang tidak jelas dikarenakan oleh apa. Hingga pada akhirnya kita memutuskan untuk beranjak dewasa dan mencoba mengerti satu sama lain. 

Kadang di malam hari aku merasa sepi, heningnya malam membungkam detik-detik kedepan sehingga yang aku dapat lakukan adalah menatapi detik-detik masa lalu. Masa dimana inti bahagiaku adalah cinta sementara anak SMA, dan saat aku sedang jatuh Dara, disitulah kamu selalu menangkapku. Disaat aku merasa semua sedang pergi dariku, menjauh, disaat itulah kamu ada. Kalian, para bintangku. Kalian, para cahayaku. 

Untuk Dara tersayang, aku tidak bisa menuliskan semua yang telah kita perjuangkan selama ini. Semua cerita cinta biasa yang penuh khayal sudahlah aku lupakan begitu saja, karena sekarang aku sadar bahwa aku memiliki kamu dan mereka dalam kenyataan yang bukan fantasi dan bukan sesaat, namun seumur hidup. Bintangnya sekarang tidak sempurna lagi Dara, tanpa tanganmu yang menggenggam, bintang ini hanya berjari empat. Tapi tempatmu tidak akan ditukar, tidak akan diganti dan disaat nanti kita bertemu dan kau kembali, kita akan menjadi sempurna lagi.

Dimanapun kamu berada, pecahan bintangku, kita selalu mendoakanmu yang terbaik. Kita mendoakanmu kesuksesan dan kebahagiaan dan juga kedatanganmu dengan selamat kembali lagi dalam pelukan kita. 

Dara, aku berterimakasih karena dengan adanya kamu dan mereka aku telah menemukan kebahagiaan yang dijanjikan para tetua. Ternyata tidak sepenuhnya SMA itu buruk dan melelahkan selama sekumpulan sahabat terbaik ada disampingku, selama bintang ini tersimpan dengan baik diantara kita, selama kita menjaga cahayanya untuk entah sampai kapan.

Sampai bertemu 2023.

Surat cinta ini untuk kita
terutama Dara.

No comments: