My photo
Currently seeking therapy through literature. Wrote a novel once, Eccedentesiast (2013), and will proceed on writing casually. Don't take these writings seriously, don't let it question yourself.

Wednesday, February 6, 2013

Pergi

Hai,

Yang aku bisa lakukan hanyalah mengaduk kata dan mendekorasinya sedemikian indah agar kamu mau setidaknya membaca sepatah dua patah kata. Bagaikan kue yang matang dari oven, yang masih hangat dan wangi, kata-kata ini berjejer dengan rapih. Bahan-bahannya? Mudah saja tuangkan sedikit tetes air mata, gula-gula cinta dan sedikit percikan amarah. Setelah selama ini dipendam, sekarang mudah saja aku campur adukkan. 

Kue-kue ini aku sajikan khusus hanya untuk kamu dengan harapan kamu bisa merasakan apa yang aku rasakan. Setidaknya, agar kamu tahu apa yang selama ini aku pendam. Aku menuliskan kata-kata kosong ini sekarang, karena aku tidak tahu kemana lagi aku harus mengadu. Jejeran kata yang terpendam saja dalam hati, lama-lama jenuh terkurung, mereka ingin keluar. Saat hari ini datang, aku lebih memilih untuk menghilang dan pergi, dari pada harus menghancurkan harimu juga. Seperti aku menghancurkan hariku sendiri dengan kusutan benang yang tidak akan pernah usai, sampai salah satu dari kita benar-benar pergi. 

H-62 dari hari ini menuju pintu kebebasan. Pada hari itu aku yakin bahwa tidak ada diantara kita yang akan menyapa satu sama lain dengan senyuman bahagia karena pertemuan -yang selama ini kamu anggap selalu 'tidak sengaja' namun terencana. Sekalipun kita bertemu secara tidak sengaja dengan jujur, kamu seperti tidak menganggap aku ada, seperti aku hanya terbuat dari angin sipu yang berhembus melewatimu. Namun hai 'kawan', angin sipu ini juga punya hati. 

Aku berdiri di dapur ini sekarang, sekali lagi mengadukkan seluruh isi hati. Membentuk dan mendekorasikannya agar saat disajikan kepadamu, kamu setidaknya melirik dan membaca sepatah dua patah kata. 

Tapi,
Aku tidak berharap kamu menyukainya, 
aku tidak berharap kamu mengerti. 
Aku hanya ingin kamu tahu, karena itu saja cukup untukku. 

No comments: