My photo
Currently seeking therapy through literature. Wrote a novel once, Eccedentesiast (2013), and will proceed on writing casually. Don't take these writings seriously, don't let it question yourself.

Sunday, August 26, 2012

Introspeksi?

Kebahagiaan memang datangnya dari diri sendiri. Untuk bahagia atau tidak, adalah sebuah pilihan. Hari ini mungkin aku telah memilih untuk tidak bahagia dan berujung menjadi introspeksi diri singkat yang malah melahirkan rasa sakit.

Coba tanyakan ini pada dirimu.

Apakah anda pernah berpura-pura? Bukan hanya berpura-pura dalam definisi diatas panggung, namun berpura-pura menjadi seseorang yang sebenarnya bukan dia di hari itu. Ini hanya untuk menyembunyikan rasa sakit yang anda alami dan menyenangkan semua orang dengan jawaban "Aku tidak apa-apa" dimana sebenarnya anda sangat kesakitan dan berteriakkan keheningan? Tahukah kamu bahwa berpura-pura itu sakit dan susah? Membiarkan diri tenggelam dalam misery yang ditanggung sendiri benar-benar tanpa bisa dibagi dengan siapapun?

Apakah anda tahu bahwa dengan seperti ini anda hanyalah berlari dari perasaan sendiri? Menjawab apa yang anda pikir itu benar. Dan mereka pikir itu benar. Saat anda berlari, anda lalu sadar bahwa perasaan itu adalah bayanganmu sendiri sehingga sama sekali tidak bisa kau hindari? Sehingga pada satu titik hidup, kau sadar bahwa kau sedang berlari dari dirimu sendiri?

Bagian yang paling buruk adalah saat suatu hari kau lelah dan duduk diam, sendiri tak lagi berlari; dan sadar bahwa semua usaha pelarian ini adalah sia-sia saja? Karena pada akhirnya kau akan menjadi kau. Dan bayanganmu akan selalu bersamamu. Jadi, ketakutanmu akan dirimu sendiri adalah sebenarnya suatu hal yang riil. Dan pada saat itu, detik itu, kau jatuh kedalam lubang yang besar, hitam, kuat, dan susah untuk keluar darinya karena semua energimu sudah kau pake untuk pelarian yang ternyata sia-sia.

Aku ingin menjadi seringan kertas. Terbang diantara awan awan, putih, indah.
Masalahku adalah aku sangat ingin bahagia, aku berusaha terlalu keras untuk mendapatkannya,
aku mengabaikan kenyataan.

Itu.

No comments: