My photo
Currently seeking therapy through literature. Wrote a novel once, Eccedentesiast (2013), and will proceed on writing casually. Don't take these writings seriously, don't let it question yourself.

Monday, February 27, 2012

Untuk yang Kesekian Kalinya, Sempurna.

Aku harap dunia berhenti sejenak agar bisa memandang sebuah fakta bahwa kesempurnaan itu hampa dan kosong. Kesempurnaan itu cerita, angan, impian. Inti, kesempurnaan itu bohong.

Aku ingin hidup yang indah. Dimana ibu bapakku sehat dan akupun begitu. Aku ingin nilai dan sekolahku bagus, dengan uang yang berkecukupan atau agak lebih agar bisa berbagi tawa pada mereka yang kekurangan. Aku ingin memiliki kekasih yang pengertian sehingga kami bisa hidup dalam kedamaian. Aku ingin hidupku bahagia.

Berbalik kepada fakta, hidupku jauh dari situ. Apakah hidupmu juga? Jika tidak, maka engkau harus berterimakasih kepadaNya kawan. Aku lelah sangat dengan semua keinginan dia yang mendorongku ke batas keletihanku setiap hari. Entah kesempurnaan macam apa lagi yang ia minta dariku, tapi ternyata selama ini semua kebaikanku dilihat tembus olehnya.

Entah mengapa semua kejelekanku yang menjengkelkan itu (untuknya) selalu diingat sementara kebaikanku dan prestasi dilupakan begitu saja. Apa karena jengkel itu lebih sering dari pada kebahagiaan yang aku berikan? Aku merasa sakit, jika mengingat kata yang disebutnya tadi. Tidak ada yang tahu mengapa aku selalu ditunjuk sebagai manusia yang buruk dimatanya. Apakah itu sebuah motivasi agar aku mau menjadi yang lebih baik? Atau memang sebuah kutukan yang dia ulang sering kali? Tapi jika itu sebuah motivasi, aku tidak merasa dimotivasi, aku merasa ditindas oleh bayangan sempurnanya. Oh... aku mohon, aku tidak sempurna.

Banyak manusia yang bisa dikata stress karena mengejar sesuatu agar bisa mencapai kesempurnaan. Apa daya manusia berlari sekuat tenaga untuk mencapainya? Karena jikapun kau berlari mengelilingi dunia, akan kau sadar nanti bahwa, sekali lagi, untuk yang kesekian kalinya, sempurna adalah kebohongan terbesar dunia. Aku lelah dipandang buruk dimatamu, dibandingkan dengan figur sempurna di benakmu yang hanyalah sebuah imajinasi belaka. Aku tahu kita hidup di dunia fana, tapi imajinasimu diatas fana, tidak akan pernah terjadi. Tidak sampai akhir bumi ini.

Andai kau sadar, aku hanya lelah. Aku hanya butuh istirahat.

Itu saja.

No comments: