My photo
Currently seeking therapy through literature. Wrote a novel once, Eccedentesiast (2013), and will proceed on writing casually. Don't take these writings seriously, don't let it question yourself.

Saturday, January 7, 2012

Dia Tahu

Terik sinar indah menembusku,

Sekarang saat aku beranda tamu.

Terang saat aku membuka mata,

Pula menembus kelopak tipis yang tertutup.


Langit memang tahu apa luapan hati,

Tanpa harus dibisik jawaban picik.

Tetesan permata telah berhenti.

Saat suasana semesta beriang gembira.


Terkadang aku melayang,

Entah kemana dengan tawa dan cinta.

Bintang menuntun jalanku,

Seakang mengharuskanku kesuatu sana.

Kemana?


Lupa diri, aku ditangkap emosi.

Dikekang oleh ego dunia,

Dihimpit oleh pendapat berbeda.

Argumen disana tertawa,

Melihat Adam dan Hawa Tuan

Bersilaturahmi dengan amarah.


Terkadang aku terjatuh,

Entah kemana dengan tangis dan benci.

Air surut menuntun jalanku,

Seakan mengharuskanku kesuatu sini.

Dimana?


Hembusan dingin menembusku,

Saat aku disana tanpa tamu.

Gelap saat aku menutup mata,

Pula saat aku membuka mereka.


Langit seakan tahu apa luapan hati,

Tanpa harus dibisik jawaban rahasia.

Tetesan permata membanjiri kaki,

Pula air mataku, yang ikut menangis dengan langit.

No comments: