My photo
Currently seeking therapy through literature. Wrote a novel once, Eccedentesiast (2013), and will proceed on writing casually. Don't take these writings seriously, don't let it question yourself.

Thursday, January 5, 2012

Sang Kembaran

Aku selalu bersembunyi.
Entah itu dibalik tawa atau senyuman,
Mungkin keduanya?

Aku tak ada yang mengerti.
Hanya kertas kosong dan pensil yang tahu,
jati diri seorang Hawa pribumi.
Luapan hati dan pikiran berbelit satu jiwa muda,
mereka bersembunyi dibalik tawa dan senyuman.

Mereka tak pernah tahu,
seorang gelaslah aku sebenarnya.
Mudah menjadi kepingan tak bermakna,
saat aku tertarik grafitasi dan menghantam keras hidup.

Mereka tak pernah sadar,
terkadang aku menggunakan muka sang kembaran.
Yang hidup hanya dalam hati.
Aku menggunakan topeng bahagia,
dimana ternyata ia jauh dari cahaya.
Dimana ternyata Hawa terpupuk dalam pupus tragedi dan ironi.

Aku lelah bersembunyi,
Namun hanya kertas kosong dan pensil yang mengerti.
Pula gelaslah yang tahu kerasnya hidup dan rapuh wujudku.
Juga kembaran jiwa yang menjelma hanya dalam hati.

Sekarang aku mengaku,
mencoba merangkul pahit fakta dengan tulus,
Biarkan diri beranjak dewasa.
Tatap mataku dan kau tahu,
betapa selama ini yang kau kenal,
Dialah sang kembaran.

No comments: