My photo
Currently seeking therapy through literature. Wrote a novel once, Eccedentesiast (2013), and will proceed on writing casually. Don't take these writings seriously, don't let it question yourself.

Tuesday, September 30, 2014

Kotak Kotak Masyarakat

Kamu, aku, dia, dan mereka satu.
Aku, kamu, mereka, dan dia sama.
Kita manusia.

Kita manusia biasa yang sama-sama tidak sempurna. Yang sering kali tidak senonoh dan tidak tahu aturan. Yang barangkali sering menghujat mereka meski yang kita lakukan sama. Apakah dengan kamu disana, yang terlihat manis, akan lebih diutamakan oleh Sang Surya? Ataukah Matahari akan menepiskan kehangatan yang sama antara dia dan mereka?

Kamu tanya kenapa aku banyak bertanya, atas dunia yang seakan berbeda tapi sama. 

Karena, kita semua berseragam kotak-kotak. Kotak yang memisahkan antara kamu dan aku. Kotak yang seakan memperbolehkan kamu untuk merasa lebih dari dirinya. Kotak yang mempersilahkan hujatan antara kita yang sebenarnya penuh dengan cinta. Ada apa dengan kotak ini? Apakah Sang Samudera hanya ingin memberikan percikan air bah kepada kotakmu dan tidak pada kotakku? Apakah Ia hanya ingin membasahi mereka yang lebih dari diriku?
Seorang hawa,
yang tidak tahu lebih
dari apa yang kamu ketahui.

Langit yang membentang biru, jingga nan ungu, apakah Kamu hanya memberi awan kepada mereka yang lebih berkecukupan dari yang lain? Dan apakah Ladang Rumput Hijau ini menadahi hanya dirinya dan mereka yang lebih rapih dari diriku?
Seorang hamba,
yang biasa-biasa saja?

Aku, kamu, kami, kita, satu keluarga yang berbeda-beda tapi sama. Mungkin citra kita berbeda karena air di sungai yang kita tapak tak lagi sama. Kamu seperti bunga Mawar dan aku hanya seperti bunga Teratai. Tapi ingatlah bahwa kita adalah kawanan bunga yang hidup dari tangan-tangan Tukang Kebun yang sama, mengakar di tanah yang satu, dan hidup dari cengkraman Surya yang bisu. 

Jadi biarkanlah kamu indah bagai mawar merah yang merona di siang hari. Dan biarkan diriku menjadi bunga Teratai yang bersemedi di malam berbintang. Jangan pisahkan aku dan kamu, karena semua tahu kita satu. 

Apa benar, kisah kita harus dipisahkan kotak-kotak masyarakat?

No comments: