My photo
Currently seeking therapy through literature. Wrote a novel once, Eccedentesiast (2013), and will proceed on writing casually. Don't take these writings seriously, don't let it question yourself.

Monday, August 19, 2013

Saat Kamu Tumbuh Dewasa

Saat kamu tumbuh dewasa, semua akan terlihat asing dan tidak masuk akal.

Saat kamu tumbuh dewasa, kamu akan menyaksikan berbagai jenis kejadian. Bahkan kejadian-kejadian kecil yang terkadang tidak bisa disaksikan semua mata. Karena mata masing-masing kita ini berbeda. Bentuknya berbeda, warnanya berbeda, perspektifnya berbeda, karena masing-masing dari kita itu hanya satu, dan satu-satunya itu langka, dan langka itu unik. 

Saat kamu tumbuh dewasa, kamu akan menemukan rasa. Berjutaan ragam rasa yang tidak semua orang bisa rasakan. Seperti milyaran bintang di langit yang buta, yang tidak semua mata bisa terawang. Berjuta rasa yang tidak hanya meliputi manis, asin, asam, pahit, tetapi banyak rasa lainnya yang belum tentu siapa-siapa mengerti. Karena masing-masing hati kita ini berbeda. Pengalamannya berbeda, latar belakangnya berbeda, sifatnya berbeda. Karena masing-masing dari kita itu hidup terlalu singkat untuk merasa seluruh perasaan yang ada di muka bumi, yang sudah berabad-abad mengapung di semesta.

Saat kamu tumbuh dewasa, kamu akan melihat beragam seragam orang. Orang-orang yang bertebaran diseluruh pelosok bumi, bahkan sampai ke dalam gua-gua hutan lebat dan igloo-igloo es di setiap kutub bumi. Mereka bukan bersembunyi, tetapi memang mereka diletakkan disana, di tempat masing-masing. Keberadaannya telah diatur sedemikian rumit sehingga kamu akan bertemu yang akan kamu temukan saja, yang akan menjadi sebuah rahmat, berkat, atau pelajaran untuk kamu. Karena masing-masing kita mempunyai jalan dan tujuan masing-masing dalam hidup ini, yang dimana kamupun akan menjadi rahmat, berkat, atau pelajaran untuk orang lain.

Saat kamu tumbuh dewasa, kamu akan menyaksikan detail-detail hidup. Detail mikroskopis seperti bagaimana hal-hal seperti kopi di pagi hari, atau sebatang eskrim di siang yang penat akan membuat hati kamu bahagia. Detail kecil seperti bagaimana pepohonan akan membantu bumi menangkas berjenis-jenis tak terhingga polusi yang mencekik atmosfer akhir-akhir ini. Detail yang berbeda-beda disaksikan oleh mata, pribadi, dan orang-orang yang berbeda. Karena masing-masing dari kita memiliki tugas yang beragam, agar dapat saling melengkapi satu sama lain, menjadi mentor untuk mereka yang akan datang.

Saat kamu tumbuh dewasa, kamu akan terjatuh untuk yang keseratus kali dan bangkit untuk yang kesejuta kalinya. Kamu akan berjalan dengan santainya tanpa melihat sedikit bolongan kecil atau kerikil di jalan aspal yang kamu asumsikan halus. Kamu akan tersandung lalu terjatuh. Terkadang, seperti bayi, yang kita butuhkan hanyalah satu tangisan heboh agar rasa-rasa yang telah kamu temukan sebelumnya terkuak. Agar setidaknya, beban perihnya kejadian kecil yang kamu lalui tadi, terangkat sedikit hingga kamu cukup kuat untuk merangkak lagi, seperti anak umur satu setengah tahun yang sedang belajar berjalan. Khilaf, kamu kembali jatuh itu tidak apa-apa. Kita semua disini pelajar dan akan terus menjadi pelajar meskipun tidak lagi kita gunakan seragam. 

Dan saat kamu tumbuh dewasa, kamu akan sadar bahwa dunia tidak butuh logika untuk dimengerti. Terkadang, semua terjadi begitu saja bukan karena ketidaksengajaan, namun karena memang mereka sudah diatur untuk terjadi demikian. Seperti kapan kamu lahir dan untuk alasan apa, seperti kenapa kamu jatuh lagi untuk yang kesekian kalinya dan bagaimana kembali berdiri. Juga seperti kenapa sekelilingmu begitu dan apa peranmu dalam masyarakat sekitar. Sehingga, saat kamu tumbuh dewasa, kamu akan mengerti bahwa alam mendengar setiap langkahmu, setiap doa, tangis, amarah dan tawa bahakmu. Dan dari itu akan diseimbangkanlah hidupmu, sedemikian rupa agar kamu terus menerus belajar, berputar dalam rotasi bimasakti yang sama hingga nanti waktu lelah untuk berjalan dan kamu berhenti tumbuh dewasa.

No comments: