My photo
Currently seeking therapy through literature. Wrote a novel once, Eccedentesiast (2013), and will proceed on writing casually. Don't take these writings seriously, don't let it question yourself.

Tuesday, April 2, 2013

Cerita Langit Senin Sore

Yang aku bisa dengar hanyalah segelintir rintikan air yang menjeram. Gemericik yang bermelodi seakan romantis diantara keheningan waktu, membuatku merasa sedikit lebih tenang setidaknya, diantara semua kepenatan yang ada. 

Aku duduk diantara gradasi keunguan langit yang berada diantara siang dan sore. Atau sore dan kegelapan yang bukanlah malam? 

Indah untuk melihat surya terbenam ditelan waktu, diantara segerombolan awan yang berpasukan ramai. Hilang dengan perlahan tapi pasti. Aku yang hanya menjadi saksi diam membisu merasa sedih. Seakan perpisahan antara langit dan penguasanya adalah sebuah keterpaksaan. Waktu untuk melambai kasih pada satu sama lain telah habis dan terasa pada hari ini... lebih cepat. Dan aku tahu mereka belum siap.

Tapi sekali lagi mau atau tidak,
siap atau tidak...

Waktu tidak bisa diberhentikan dan hidup akan terus berjalan.

Setidaknya sampai besok lagi, matahari akan lahir kembali.

No comments: