My photo
Currently seeking therapy through literature. Wrote a novel once, Eccedentesiast (2013), and will proceed on writing casually. Don't take these writings seriously, don't let it question yourself.

Sunday, January 20, 2013

Anugerah

Malam ini berbeda, aku memutuskan untuk tidak duduk diam di teras dan diam saja. Angin-angin telah pergi entah ke arah timur atau barat, curhatan mereka memang tak pernah begitu jelas di kupingku. Keberadaan mereka yang kosong, membuat malam ini hampa. Aku akhirnya berdiri dan membuka gerbang depan dan keluar. Menginjakkan kaki ke aspal penuh 
pertanyaan, 
kekhawatiran, 
kemungkinan dan 
pilihan. 
Aku berjalan tanpa arah, entah tidak begitu jelas antara ke timur atau ke barat sama seperti angin. Yang jelas, aku ingin sendiri dan menghilang untuk sekali waktu dan meleraikan perang antara hati dan pikiran. Keduanya setuju untuk tidak setuju dengan satu sama lain, dan hanya dalam keheningan mungkin saja aku bisa meluruskan masalah diantara mereka. 

Sejalannya kaki ini, yang aku lihat disekitar hanyalah pepohonan yang berdiam diri, tidak lagi menari-nari melihatku sendiri. Mereka lebih tenang dari biasanya, mungkin mereka juga sedang bersedih karena harus berpisah dengan sahabatnya, sang angin. Yang biasanya menghilir dan menjari diantara sela-sela ranting ramping mereka yang meski demikian, kokoh. Jam baru berdenting kearah delapan malam, meski begitu jalanan ini sepi sekali. Hanya dapat aku hitung jari, banyaknya mobil yang berlalu lalang menerobos lalu lintas yang padat ketidakadaanya. 

Selain malam yang sunyi senyap tanpa irama melodi angin yang berhembus keji, tidak ada juga rintihan hujan sedikitpun, sekecil apapun tetesannya. Aku menengadah untuk memeriksa keadaan cuaca, yang aku temukan adalah pion-pion bintang kecil yang secara bergantian berkelap kelip. Dan sang ratu yang duduk di tahtanya dengan gemulai memancarkan sinar kekuatan ke seluruh angkasa. Raja awan yang kelam sudah kalah perang oleh pion-pion itu, ternyata gemerlap heboh para bintang dapat membutakan raja awan dan membuatnya menyerah dan menjauh dari daerah sang ratu. Zeus belum terlihat sambaran petirnya pula, mungkin dia sedang berlibur keluar kota sehingga ia belum mendengar laporan perang bintang yang terbaru ini. Aku hanya bisa tersenyum penuh sipu-sipu melihat keindahan langit. Entah apa lagi yang membuatnya sedemikian indah, hal ini membuat hatiku tenang. 

Lalu aku berfikir, tanpa sebab, 
tanpa angin, 
tanpa hujan dan awan kelam, 
bahwa aku pula harus memenangkan perang diantara diriku. Kepribadian yang mungkin ganda ini sudah cukup lama mengganggu pikiran dan hati yang akhirnya membuat mereka berperang juga. Aku harus mengalahkan kepribadianku yang lunglai terbawa arung jeram begitu saja, aku harus lebih kokoh seperti ranting ramping yang berada di jalanan kota hantu ini. Aku berfikir bahwa sudah cukup waktu yang aku buang begitu saja untuk ... apa? Bahkan aku tak tahu telah aku telaah menjadi apakah waktu yang aku siakan selama ini! Cukup sudah semua energi yang terbuang begitu saja untuk ... sesuatu yang tidak ada hasil, 
yang tidak menuju kemanapun, 
yang hilang begitu saja,
yang memang tidak akan pernah ada lagi.

Dengan jawaban yang konkret akhirnya aku berani berjalan kembali kerumah, tidak lagi bertanya-tanya kepada aspal. 
Dengan perasaan lega aku tidak lagi khawatir akan apa yang datang di detik kemudian dan pasrah saja terhadap semua pintu kemungkinan. 
Setidaknya untuk sementara aku memilih untuk bisa berdiri kokoh memingat motivasi diri sendiri ini. 

Aku merasa seperti ratu langit itu yang sedang dengan gemulainya berdiri diantara pasukannya. Aku pula merasa seperti batang pohon tadi, yang lunglai namun kokoh. Tidak ada diantara hati atau pikiran yang memenangkan perang ini, namun telah aku paksakan mereka untuk setuju dengan aku dan hanya aku. Dengan berani aku ke letak semula dimana semuanya berawal indah dan aku duduk kembali diantara terangnya malam ini, ditemani para penjelma langit dan mengatupkan mataku.
Berterimakasih atas keberadaannya yang singkat 
dan menjadi sebuah pelajaran, 
dan anugerah. 



No comments: