My photo
Currently seeking therapy through literature. Wrote a novel once, Eccedentesiast (2013), and will proceed on writing casually. Don't take these writings seriously, don't let it question yourself.

Thursday, May 16, 2013

Venus

Satu hal yang menakjubkan dari keheningan adalah kita bisa mendengar yang lain, selain apa yang kita biasanya dengar. 
Mengerti?
Bukan mendengar apa yang bergerak, atau berjalan, atau bermotor dan banyak hal lainnya yang riil, yang dalam bentuk tiga dimensi. Namun dalam keheningan, kita bisa mendengar pikiran sendiri, keinginan hati dan kebutuhan jiwa terdengar jelas dan sempurna. Seakan dibisikan oleh sesosok ghaib dengan halusnya terhadap daun telinga manusia yang tidak terlalu peka ini. 

Hari ini hari Rabu, tanggal 15 Mei. 
Aku bangun pagi dan merasa tenang, -dan gembira mungkin, sehingga aku dapat tersenyum kembali dan tertawa lagi sepanjang hari. 

Sebelum terbenam, aku pergi ke tempat biasa dimana aku sering menghilang sendiri. Padang rumput yang hijau dengan sedikit rerempahan kuning dari terangnya sinar matahari yang melayu, terdampar luas di depanku. Dan hari ini aku sendiri diantaranya. Biasanya pada jam segini, banyak orang yang berolahraga, memutari padang ini. Tidak hari ini, aku beruntung. 

Aku tiduran diantara aspal hangat yang berwarna abu-abu kehitaman, yang kotor, yang tidak mulus, yang dimana apa saja bisa terjadi (seperti kehidupan). Diatasku, langit benar-benar biru menggelegar dan cerah meskipun sang surya sudah mulai bersayu ria. Awannya tidak tebal dan tidak kelam, tetapi benar-benar putih polos dan bersih. Polanya lucu, membentuk ombak-ombak dan riak kecil yang menari-nari diantara kebebasan biru, mirip sekali seperti lautan. 

Aku melihat satu kecacatan pada semua keindahan ini.

Bulan yang melengkung putih sudah tampil. Senyumnya indah dan tulus.
Ditemani satu bintang yang selalu mengorbit sebelahnya. 
Bintang yang dibilang adalah bintang tercerah dan terindah, Venus. 

Aku terus berkhayal, berenang-renang dalam imajinasi yang batasnya seperti semesta. Dan hal yang membangunkanku adalah nyanyian adzan maghrib yang berkumandang jelas. Aku menyaksikan matahari melambai perpisahan padaku, menyuruhku untuk kembali kerumah dengan senyuman dan ketenangan yang sudah kugapai. 

Hari ini hari Rabu, tanggal 15 Mei.
Langit sekarang sudah gelap. Namun tidak menandakan bahwa gelap itu selalu kelam. Hari ini hanya gelap, bukan lagi kelam. Angin-angin telah mencuci bersih langit dari bercak-bercak awan yang tulus tadi, yang seakan seringan kapas dan setipis kertas. 

Sekali lagi aku menengok keatas untuk memeriksa senyuman dara dan objek indah yang mengorbitinya. Terkejut, aku melihat kerlipan warna dari bintang tersebut. Ternyata tidak sendirian hari ini dia, teman-temannya yang genit penuh dengan kerlipan juga terbaring dan berjejer bebas menerangi malam yang terasa romantis ini. 

Hari ini hari Rabu, tanggal 15 Mei dan semuanya serba indah dan tenang. Semuanya romantis. Semuanya seakan sempurna dan cerah, seperti satu titik bintang yang mereka bilang adalah bintang terindah. Dan harusnya hari ini dirimu bertambah umur, tetapi Tuhan tahu yang lebih baik dan memutuskan untuk merayakan pestamu jauh nun di sana, di dimensi sebrang. Aku akan selalu menyayangimu, sepanjang masa, bahkan sampai semuanya selesai.

Selamat ulang tahun Venus. 

No comments: